Butuh berapa lama?

butuh berapa lama untuk bisa berdamai dengan hati?
butuh berapa lama untuk mampu menganggap kamu biasa dan bukan satu hal yang istimewa lagi?
Butuh berapa lama untuk bisa belajar melempar jauh-jauh angan tentang kamu?
butuh berapa lama untuk mencoba menyimpan rapat segala hal yang dapat mengingatkan aku tentang kamu?
butuh berapa lama?
butuh berapa lama?

30 Apr 2010 Leave a comment

JODOH... Siapa yang menyangka?

I dont mind spending everyday...
Out on your corner in the pouring rain
Look for the girl with the broken smile
Ask her if she wants to stay a while
She will be loved
And she will be loved....


Satu bait lagu milik grup band Maroon 5 mengiring sebuah sms masuk ke Nokia 3110c saya.

"Bila saat ini kamu sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju Ridho-NYA, maka bersabarlah dengan keindahan... Demi ALLOH dia tidak akan datang atas nama ketampanan, kecerdasan, dan kekayaan... Tetapi ALLOH-lah yang menggerakkan hatinya... Jangan tergesa-gesa untuk mengekspresikan cinta sebelum ALLOH mengizinkan, karena belum tentu yang kamu cintai itu adalah yang terbaik menurut ALLOH. Siapakah yang lebih mengetahui melainkan ALLOH?! Maka simpan segala bentuk ungkap cinta dan derap hati rapat-rapat, biar ALLOH yang akan menjawab itu semua dengan lebih indah di saat yang tepat..."

Subhanalloh... cuma kata itu yang bisa terlontar dari mulut saya sesaat usai membaca sms itu... Subhanalloh... Subhanalloh...

Pesan itu dikirimkan oleh sahabat saya sewaktu SMP yang saat ini tengah menempuh pendidikan tinggi di belahan tengah Jawa sana. Karena selepas SMA kami tak pernah lagi bersama, praktis saja komunikasi kami terbilang jarang atau bahkan amat sangat jarang...

Dan kali ini, dia datang. Membawa sejuta penenang.
Sepertinya ALLOH memang mengirimkan dia sebagai perantara untuk menjawab segala kegundahan saya beberapa bulan ini. Januari, Februari, Maret, dan April saya yang terlewat lebih banyak dengan air mata. Ya. AIR MATA. 

Segala kegelisahan dan emosi memang selalu saya tampakkan dengan air mata. Bila pagi hari mata saya sembab dan bengkak, artinya tadi malam segala perasaan berkecamuk dalam hati saya. Harapan, kekecewaan, kekhawatiran, KERINDUAN, penantian, doa, dan kenangan. Dan sayangnya, nyaris ada beberapa hari dalam seminggu itu mata saya kelihatan sembab.  Bahkan ketika itu, medio Maret saat emosi saya bertambah dengan hadirnya rasa takut kehilangan, hampir setiap pagi mata saya menjadi sipit dan terlihat bengkak. Bahakan dalam perjalanan pun terkadang saya masih saja menangis, meski secara diam-diam.

Dan kabar bahagianya adalah... sahabat saya itu sebentar lagi akan menikah!

Subhananlloh.. Subhanalloh....
Saya tidak menyangka, dan ternyata sang lelaki itu adalah laki-laki yang selama ini telah dikenalnya... (Mbak.. mbak... jauh-jauh kuliah di Jawa dapet jodoh orang sini juga....hehe). Saya jadi teringat target-target (GILA) saya sewaktu SMP, bahwa saya nanti ingin menikah maksimal pada usia 21 tahun!!! Wah wah...ide tanpa pemikiran panjang ya, saat ini saya masuk usia 21, tapi belum terbersit sedikitpun untuk merubah status saya. Eh, sekarang dia mau ngeduluin saya. *Monggo mbak... with a pleasure... *(Sambil memundurkan target nikahnya)
Semoga langgeng ya Mbak, jadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah...
Dan mudah-mudahan memang dia lah yang terbaik menurut ALLOH untukmu...
*Semoga aku cepet nyusul kamu, setelah aku LULUS kuliah tentunya...*

29 Apr 2010 Leave a comment

Missing

aku merindukanmu....

masih merindukanmu...
seperti kemarin
minggu lau
bulan lalu
tiga bulan yang lalu

rasa itu semakin waktu semakin terakumulasi
pekat
sesak
nyata
dan kali ini semuanya meluap...

24 Apr 2010 Leave a comment

Become Great Day

Ini masih ceritanya tentang pengalaman hari Sabtu 17 April lalu...

Setelah serangkaian penyebab yang membuat saya GONDOK banget pagi itu... Saya terus-terusan berdoa agar tidak akan ada lagi penyebab-penyebab lain yang membuat saya jadi tambah lebih gondok. Yah.... ga enak aja, masa iya gitu judul jalan-jalannya "REHAT" malah dihiasi dengan aksi tampang cemberut, muka marah, dsb dsb... Hehe.

Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, satu persatu teman-teman pun muncul di stasiun... Ade, Fika, Putsan, Naba, Wahyu, Tewe, Gita, Merry, dan Kymbod. Ada satu kejadian lucu di stasiun yang membuat kami terpingkal ga bisa berhenti dan karena itulah sampai saat ini, Wahyu dipanggil "Ayaaahh...". (Males ah nyeritainnya, kepanjangan)

Pokoknyaaa...ke-BT-an saya pagi itu terbayar LUNAS. TUNTAS. Bahkan masih dapat kembalian... hehe...

SSSSEEEERRRRRUUUUU..........!!!!!!!!!!!

Biarlah foto-foto di bawah ini yang menceritakannya....


23 Apr 2010 Leave a comment

From Bad Day

Hari ini, 17 April 2010

Hari yang sangat saya tunggu-tunggu semenjak medio Maret lalu. Karena apa? Karena pada hari ini CT HIMBIO 2009 akan rehat pergi ke Kota Tua Batavia. Satu rencana yang tertunda hampir satu tahun lamanya. Waktu itu ga sempet berjalan karena terdesak pelaksanaan program kerja yang sangat padat mulai dari awal Juni sampai Agustus, jadi susah untuk menemukan tanggal yang tepat. Alhasil, baru hari ini (rencananya) rehat akan berlangsung, walaupun jabatan kami di HIMBIO udah berakhir.
Oiya, satu lagi... satu hal yang saya rasa hari ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan adalah bahwa CT HIMBIO 2009 akan FOTO STUDIO! Rencana yang baru terlaksana juga setelah waktu itu dibatalkan (secara sepihak) hampir satu tahun yang lalu.
Karena itulah... maka segala hal yang dibutuhkan pada hari ini saya persiapkan pada malam harinya. Bahkan, Jumat siang pun saya masih sempat-sempatnya membuat Brownies bakar untuk bekal perjalanan yang bisa kami nikmati bersama-sama. Semuanya saya persiapkan: mulai dari dress code formal (kemeja cokelat dan rok hitam bahan), jaket angkatan, air mineral, kado untuk sesi cross prize, payung (because I guess it will be so HOT there!), sunblock (ehm!), dan lain-lain...
Bahkan, saya harus pasang alarm lebih pagi dari biasanya karena saya pikir hari ini saya akan naik kereta Ciujung jadwal jam 5.35 WIB. Bayangkan dong bo...Sabtu yang teramat pagi itu saya udah harus berangkat, padahal Sabtu adalah harinya berlazy-lazy ria. Tapiii....demi CT HIMBIO, saya rela berangkat jam segitu dengan membawa harapan :
TODAY WILL BE A GREAT DAY! 
Ehm...tapi kenyataannya, tidak semua harapan dan rencana yang saya miliki itu berjalan sesuai pikiran ya... Karena pagi ini, udah adaaaa aja enam  hal yang merusak mood saya begitu aja. Mood saya turun drastis. DROP IMMEDIATELY.

Pertama
Saya bayar tiket kereta Ciujung saat itu pakai uang nominal 20 ribu. Karena saat itu saya terfokus pada kereta yang akan memasuki stasiun, maka (dengan bodohnya) SAYA LUPA MENGAMBIL KEMBALIAN SAYA SEBESAR 15.500 RUPIAH!!! Dan (sialnya) saya baru sadari itu setelah saya sudah naik kereta. Oh God...betapa bodoh dan lalinya saya hari ini. Bodoh...Bodoh...Bodoh... Dengan uang sejumlah sekian, saya seharusnya bisa beli makanan buat saya sarapan. Ih, lagian kenapa petugas loketnya nggak manggil saya. Ya udahlaaah...mungkin sama-sama lupa kali yah... Ikhlaskan, Ikhlaskan...
 
Kedua
Masinis super nyebelin waktu itu yang tadi nagihin tikett!!! Duh, eke masih gondok ya bo, sama ntu masinis belagu. Udah...udah...pikir saya: I dont wanna allow him to destroy my day, altough honestly I desire to punch his face! Hihihi...
 
Ketiga
Pas udah sampe stasiun Palmerah, ada sms masuk. Dari salah seorang teman yang juga salah satu CT HIMBIO 2009.


"Teman2 CT, maaf saya ga bisa ikutan ke Kota Tua karena masih lemes. Kemaren bedrest karena meriang. Maaf banget"


Well, semalam memang beliau udah bilang sama saya kalo dia masih meriang. Ya Sudahlah... orang sakit, mau diapain toh?! (Tapiii....kenapa harus disaat saya udah ada di pertengahan jalan begini?)
 
Keempat
Tepat jam jam 07.35 (10 menit sebelum rencana awal untuk foto), tepatnya pas kereta udah hampir sampe di Stasiun UI. Kymbod sang EO acara Rehat CT ngirim sms.


Teman2 CT HIMBIO 2009, mohon maaf hari ini kita batal untuk foto studio karena salah seorang CT yang sedang sakit


Booo...tega banget sih. Eke udah nyampe stasiun noh....Parrraaaahh bangeeeet... Gondok.. Gondok.. Gondok..


"Mbood...parah banget sih! GW UDAH SAMPE STASIUN tau!"

"Maaf Ik, gw juga baru dikasih taunya tadi pagi... Yah, mau gimana lagi Ik..."

"Gondok ah gw Mbod... Parrah banget gw disuruh nunggu sendirian di stasiun"
"Jangan gondok Ik, ntar kita makan garem aja bareng2... Gw lagi OTW Ik, lagi nunggu BiKun" (Bis kampus, red.)


"Makan garem malah bikin hipertensi Mbod..."


Eeeeerrrggghhhh....Oke lah, berarti waktu yang masih sangat lama itu (a.k.a SATU SETENGAH JAM) bisa saya pakai untuk internetan di warnet sekitar stasiun. Mudah-mudahan udah buka. Amin...

 
Kelima
Ga lama berselang, Kymbod sms lagi


RALAT. Hari ini kita kumpul jam 08.30 dan TIDAK USAH PAKAI PAKAIAN FORMAL!


Mbooodddd.....gw udah pake kemeja!! Kenapa segalanya serba terlambat diinformasikan begini sih?! Tau begini kan saya tidak usah pakai kemeja cokelat seperti ini, rok hitam formal. Bikin gerah tau! Well, emang bukan salah lo sih Mbod...cuma gw menyesali kenapa harus semua informasi serba mepet begini...
Hah, Ya Alloh... rasanya ingin marah. Tapi ga tau sama siapa.  Ga ada yang harus dipersalahkan juga....
*Jiaaaah, udah kaya lagunya BCL itu mah*


Kuingin marah melampiaskan
Tapi ku hanyalah sendiri disini
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku KECEWAA....

Keenam
Warnet sekitar stasiun belum ada yang buka! Yasudahlaaah... saya tulis uneg2 saya ini di notes ini. (Alhamdulillah, notes ini selalu menemani saya kemanapun saya pergi...)

Kecewa... Kecewa... Kecewa...
Tau begini nih...

1.  Ga usah repot-repot berangkat pagi buta dari rumah sampe belum sempet sarapan. Tadi mah berangkat aja naik Ciujung jam stengah 8 sekalian...

2.  Ga usah pake baju formal-formal. Bikin gerah aja. Gila, mau jalan-jalan kaya orang mau ke kantor (tapi alhamdulillahnya bawa salin kaos). Tuh kaan...kalo aja diinformasikannya pas masih di rumah kan ga usah berat-berat gini bawa salin.

3.  Ga usah ribet dan berat bawa jaket angkatan.

HUH!

Tapi biarlah... mudah-mudahan kekecewaan dan usaha untuk sabar dan ikhlas ini bisa saya jadikan pelajaranuntuk bisa menghargai orang lain. MENGHARGAI WAKTU YANG DIMILIKI ORANG LAIN. MENGHARGAI USAHA ORANG LAIN. MENGHARGAI KESEPAKATAN YANG TELAH DIBUAT BERSAMA... Karena beginilah rasanya dikecewakan... maka saya berusaha untuk tidak akan mengecewakan orang lain, apalagi orang banyak...
(Good, ambil hikmah sebanyak-banyaknya, Ik!)

Dan mudah-mudahan ga ada hal-hal yang membuat saya lebih DROP lagi di perjalanan nanti, saat disana, dan perjalanan pulangnya... SEMOGA, KARENA INI SAJA SUDAH CUKUP.

18 Apr 2010 Leave a comment

Ya ALLOH...

Ya ALLAH....


untuk sebuah rasa yang telah Engkau titipkan kepadaku hampir satu tahun yang lalu....

kali ini, aku kembalikan kembali kepadaMU

karena semuanya milikMU...

karena aku hanya Engkau uji...

karena belum saatnya Kau izinkan ini yang terbaik (dan terakhir) seperti harapku...



Sebagaimana yang telah Engkau janjikan, Ya ALLOH...

"Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik"

Terlepas apakah aku memang pantas disebut "baik"

Aku mohon limpahkan kepadaku kesabaran untuk menunggu saatnya Kau tepati janji-MU...



Dan curahkanlah sebuah keikhlasan...

agar aku mampu berdamai dengan hatiku....

palingkanlah cintaku darinya Ya Rabb...

bila memang kini telah Kau tunjukkan kepadanya seseorang yang terbaik, dan itu bukan aku....




Ampuni aku

bila selama ini aku berusaha mendikte Engkau

dalam isak tangis dan pengharapanku...

Kini aku percaya, Engkau-lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang tidak aku ketahui...


***

-->

Saat aku tak paham maksud Allah SWT, aku memilih percaya..Saat aku tertekan oleh kekecewaan, aku memilih bersyukur... Saat rencana hidupku berantakan,aku memilih berserah...Saat putus asa melingkupiku,aku memilih tetap maju...karena aku percaya Allah sedang merajut yang terbaik menurutNya untukku.....amin....

14 Apr 2010 Leave a comment

Untukmu Widya...

Wid, apa kabarmu sekarang ini? saat ini? Aku selalu berharap kamu selalu mendapatkan tempat terbaik di sisi-NYA ya Wid... tempat yang jauh lebih indah dari pada dunia.

Wid, untuk ketiga kalinya aku menulis tentang kamu. Entah kenapa di pagi saat aku terbangun dari lelapku, aku teringat kamu dan lantas rasa rinduku terhadap kamu begitu meluap. Ah iya Wid, ternyata aku ingat... Tepat tiga tahun berlalu kamu meninggalkan aku. Meninggalkan kami. Meninggalkan kehidupan dunia. Tepat hampir tiga tahun itu kamu pergi menunaikan cinta dan rindu terhadap Rabb-mu.

Wid, masih aku ingat ekspresi wajahmu di saat pertama kali kita saling kenal. Lucu, karena kamu demikian senang karena pada akhirnya kamu dapatkan "teman pulang bareng", seperti katamu. Aku juga masih ingat, kamu selalu berusaha untuk menjadi orang yang pertama yang meminjam buku-buku baru yang kubeli.  Ketika orang-orang sibuk membicarakan fenomena novel Ayat-Ayat Cinta, dahulu kita cuma bisa tersenyum ya Wid dan mengatakan dalam hati kita masing-masing "Ah, kunooo... itu mah bacaan gue dari kelas satu SMA".
Aku juga masih ingat Wid, kamu selalu bisa jadi teman yang paling sabar dan lembut dalam menghadapi aku. Di mataku Wid, kamu sosok perempuan sejati yang aku inginkan. Banyak yang ingin aku pelajari dari pribadimu. Kelembutan sikap, kemuliaan akhlak, dan kecerdasan ilmu.  Ketika aku tertawa terbahak, kamu hanya mengekspresikannya dengan senyuman. Ketika mataku masih tidak dapat aku jaga melihat keindahan ciptaan ALLAH, kamu justru tertunduk dan berusaha tidak melepaskan pandangan. Kamu menjadi stereotipe seorang "akhwat" Wid....

Atau pada saat kita tertawa, menangis, terluka, bersama saat menjalani amanah kita masing-masing di PISMAN DOETA kita tercinta.... Untuk sebuah gelar PISMAN ANGELS buat kamu-puti-aku atas persahabatan kita yang begitu dekatnya... Masih ingatkah Wid, kamu-aku-dan teman-teman kita yang lain berusaha untuk selalu terlihat kompak dan alhamdulillah pada kenyataannya memang seperti itu ya Wid.

Kenangan terakhir saat bersamamu Wid... Di Ramadhan 1427 Hijriah, kita bersama-sama menghabiskan malam di rumahku. Masih teringat Wid, bagaimana kita semua harus berbagi wilayah tidur di kamarku.  Lucu aku membayangkannya kembali Wid, aku, kamu, puti, eva, rima, annes, eka, dewi nur, aghia, lia, dina, (siapa lagi yah?) harus bersempit-sempitan berbagi tempat. Saat kita shalat Tarawih berjamaah, dan di perjalanan pulang itu Wid, saat kita semua bercita-cita untuk bertetangga jika saatnya nanti kita semua tidak lagi sendiri. Atau mungkin pada saat kita wisata kuliner (padahal hari telah beranjak malam ya...) di Taman Jajan. Dan saat-saat paling kuingat adalah rasa kantuk yang melarut bersama cerita-cerita yang mengalir hingga pagi menjelang.


Dan kini saat aku merindumu, aku sadar kamu tak lagi dapat mewujud utuh...





11 Apr 2010 Leave a comment

IKHLAS (Easy to Say, Hard to Do)

Hari ini saya mengalami kejadian yang menguji kesabaran sekaligus keberanian saya.

Seperti biasanya setiap hari Jum'at saya berangkat dari rumah menggunakan kereta Depok Ekspress dari stasiun Rawabuntu. Saya memang berangkat 5 menit lebih lama dari biasanya menuju stasiun, karena toh selama ini saya selalu menunggu lebih dari 15 menit di stasiun sampai kereta tersebut datang.  Nah, karena hari ini adalah UTS saya yang terakhir (maksudnya mata kuliah terakhir yang di UTS kan) maka 5 menit di rumah itu saya gunakan untuk membaca-baca bahan kuliah.

Sesampainya di loket karcis stasiun, seperti biasanya saya selalu memesan tiket langsung tujuan Depok seharga 14 ribu. Mungkin karena saat itu saya terburu atau bagaimana, saya lupa memeriksa kembali tanggal yang tertera di tiket, secara pikir saya ini adalah kereta kesekian yang lewat di stasiun Rawabuntu, maka pastilah tanggal pun sudah di-set sebagaimana mestinya. Dan tiket itu pun langsunglah masuk ke dalam kantong rok saya.

Saat saya sudah berada dalam kereta, petugas yang memeriksa karcis pun menanyakan tiket saya. Saya berikan itu dan langsung dipunch  dengan alat pembolong kertas khas petugas kereta.  Biasanya, karcis akan diperiksa sesaat setelah menaiki kereta dan setelah kereta melewati Cawang.  Untuk pemeriksaan yang kedua ini dilakukan oleh masinis untuk memeriksa apakan benar tiket tersebut menuju Depok (bukan lagi Sudirman ataupun Manggarai).

Nah... ujian itu pun dimulailah ketika masinis itu mendatangi saya dan menanyakan karcis yang saya punya.  Saya pun memberikan tiket yang saya miliki.  Sang masinis memeriksa kemudian terjadilah percakapan pertengkaran alot: 
" Mbak ini, karcisnya kok tanggal 8 April?"
dengan wajah kaget saya memeriksa kembali tanggal yang tertera di karcis saya, dan ternyata memang benar di karcis tersebut tertanggal 8 April.
"Ya saya nggak tau Pak, tadi saya beli dikasihnya begitu"
"Tapi sekarang kan tanggal 9 April Mbak"
saya menangkap si Bapak ini menuduh saya memakai karcis kemarin
"Demi ALLOH Pak, tadi saya beli di stasiun Rawabuntu dan dikasihnya begitu"
"Kenapa nggak dicek tanggalnya?"
"Tadi saya buru-buru... lagian buat apa saya nge-cek lagi? Harusnya itu kan kewajibannya petugas loket!!!"
"Yaudah, Mbak mesti bayar lagi buat karcis suplisi. Sepuluh Ribu!"
"Eh, Pak... Saya mesti ngomong gimana lagi... Tadi saya udah bayar 14ribu dari stasiun Rawabuntu. Masa sekarang disuruh bayar lagi?"
"Daripada nanti di stasiun tujuan Mbak ditahan karena karcisnya nggak sesuai tanggal"
"Loh, kenapa tadi mas-mas yang periksa karcis sya nggak komplain? Adil dong Pak, yang naik dari Rawabuntu nggak cuma saya aja. Kenapa Bapak nggak periksa juga penumpang yang naik dari Rawabuntu?"
"Ya Mbak kalo mau komplain jangan sama saya, tapi sama petugas stasiunnya dong!"
Eeeeerrrrrgggghhhh......!!!!
"Saya sekarang mau kuliah Pak!Gimana caranya saya komplain?"
(Lagian kalo saya komplain, apa Bapak itu akan melepaskan saya dari bualannya untuk bayar karcis suplisi itu?)
"Ya nanti kalo udah pulang Mbak komplain"
Duh, bener-bener nggak punya otak nih masinis! Apakah karena posisi saya sebagai perempuan lalu bisa ditindas begitu saja? Bilang aja Bapak mau dapet uang tambahan, mau bilang gitu aja pake berkelit (Astaghfirulloh... kekasaran dan ke-su'udzhonan saya menguasai).

"Tapi sekarang Bapak maunya saya bayar kan?"
"Ya sekarang kalo saya loloskan, saya nggak jamin Mbak bisa selamat di peron stasiun"
"Oh ya?! Selama ini petugas peronnya biasa-biasa aja tuh. Nggak pernah periksa tanggal"
" Ya Terserah Mbak...."


Ya ALLOH.... Saya hanya ingin mempertahankan hak saya dan memperjuangkan kebenaran dari kesalahan yang bukan berasal dari perbuatan saya.  Saya baru sadar, percakapan yang lebih saya kategorikan sebagai pertengkaran itu telah menaikkan tekanan darah saya, menggetarkan suara saya, dan menggumpalkan airmata yang saya rasakan kian mendesak keluar. Ya ALLOH... kuatkan saya.

Saya mulai berpikir dengan logika dan bukan dengan emosi saya. Bapak ini akan sulit untuk "mengerti" dan sepertinya akan kekeuh untuk menyuruh saya membayar karcis suplisi.  Kalau seperti ini terus, mana mungkin mencapai titik temu??? Biarlah saya mengalah... toh bukan berarti saya yang kalah. Jelas, ini bukan salah saya. Dan sebetulnya pun Bapak Masinis tidak salah, hanya mungkin perasaannya terlalu membatu untuk memahami. Saya tidak ingin mencari-cari siapa yang salah dalam kondisi ini. Yeah ini mungkin hanya kesalahpahaman.

" Oke saya bayar. Terserah Bapak deh!!! Dan uang saya hanya tinggal segini"
Saya serahkan uang dengan nominal 20 ribu.  Memang benar, budget ongkos saya hari ini hanya tinggal segitu-segitunya. Bapak itu pun memberi karcis suplisi saya dan ngeloyor pergi. Entah, mungkin dia malu atau muak berhadapan dengan saya. Tapi saya tetap menagih hak yang masih menjadi milik saya.

" Pak kembaliannya dong! Ini karcis suplisi kan 10ribu. Uang saya 20 ribu!!!"
 Dan Bapak itu memberikan kembalian sebesar 10 ribu, yang kemudian saya ambil dengan kasar.

Sepeninggal Bapak itu, airmata saya tidak dapat terbendung. Rasanya dada saya sesak namun saya heran, kok bisa ya saya berani membentak begitu? Biasanya saya selalu nrimo dan memandang suatu masalah dapat diselesaikan dengan kata " Ya udah lah yaaa...". Beres.

Tapi kali ini lain.  Hari ini saya belajar mempertahankan apa yang menjadi hak saya dan menyuarakan kebenaran dari kesalahan yang bukan milik saya. Ya, memang seharusnya begitu.  Tidak mungkin selamanya saya hanya akan menjadi orang yang diam dan menerima, sudah saatnya saya menjadi apa yang saya inginkan, tegas (dan GALAK).  Nantinya bukan hanya soal karcis kereta atau apa, mungkin ini hanya masalah yang kecil. Bagaimana nantinya jika suatu saat saya dan orang-orang yang saya sayangi dizholimi dalam kasus yang jauh lebih besar, tidak mungkin saya diam dan menerima saja kan? Kali ini saya belajar, bahwa tidak selamanya diam itu emas....

Dan bersama luruhan airmata saya, saya pun berdoa " ya ALLOH... mudahkan UTS saya hari ini. Mudahkan ya ALLOH...".  Karena yang saya pelajari dari mata pelajaran Agama adalah, doa orang yang terdzolimi itu diijabah oleh ALLOH. Amiin....

Uang saya lenyap 10 ribu.... Ya ALLOH, saya harus pulang hanya dengan bekal uang 10 ribu.... Yah, semoga nominal yang tidak ada apa-apanya itu memang sampai pada tangan yang berhak dan bukannya untuk kepentingan pribadi orang-orang tertentu (Misalnya beli rokok, mungkin? Seperti yang saya lihat dengan pandangan sinis saya pada Sang Bapak Masinis ketika saya tiba di peron Stasiun UI).

Sesampainya saya di Bis Kuning (Bus Kampus), dada saya masih sesak mengingat kejadian tadi. Hati saya selalu mensugesti "Ikhlas Neng... Ikhlas... ". Sampai saya harus menghirup udara yang dalam lalu menghelanya perlahan, berkali-kali... IKHLAS, ITS EASY TO SAY BUT REALLY HARD TO DO. (Pantes deh, bisa ngerti saya keadaannya kalo ada orang yang belum bisa ikhlas melepas masa lalunya)

Maka, pelajaran hari ini yang saya dapatkan adalah:
  1. Periksa kembali karcis kamu, apakah tanggal, harga, dan tujuannya sesuai dengan kereta yang ingin kamu naiki.
  2. Pertahankan apa yang menjadi hak kamu, dan suarakan kebenaran dengan lantang (karena tidak setiap diam itu adalah emas).
  3. Bila poin ke-2 sudah kamu lakukan, jangan teruskan perdebatan, jika sepertinya perdebatan itu tidak akan ada titik temu, daripada waktu dan energi kamu terbuang percuma hanya untuk sebuah "debat kusir" (mending ngalah aja dahhh... bukan berarti ngalah itu kalah lho).
  4. Berdoalah ketika kamu merasa terdzolimi, sesungguhnya ALLOH meng-ijabah doa orang-orang terdzolimi.
  5. Berpikir jernih dengan logika diperlukan untuk menyelesaikan masalah, meskipun berada dalam puncak emosi.
  6. Sabar dan Ikhlas.  Kunci ketika kamu ingin semua masalah terasa lebih indah (termasuk mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialami)
  7. ...... (monggo ditambahkan sendiri).

8 Apr 2010 Leave a comment

Aku Memintamu

Aku memintamu
Dalam doa-doa di sujud sepertiga malamku
Dalam titik-titik hujan yang membasahi kerontang bumi
Dalam rasa haus dan lapar kala terik siang
Dalam lima kali waktu aku bertemu Dia
Dalam lirih harap tiap saat beradu memori
Dalam air mata yang melarut bersama kerinduan
Dalam mimpi-mimpi di setiap malam
Dalam hati tiap kali aku pandangi kamu dari album fotoku...



Aku memintamu...
Sungguh aku meminta pada Tuhan,
aku meminta kamu....

3 Apr 2010 Leave a comment

Pertanyaan Tanpa Jawaban

kau datang dan pergi oh begitu saja...
semua kuterima apa adanya....


masih tentang persahabatan. entah kenapa saya masih mempertanyakan arti dan makna dari persahabatan itu sendiri. dulu saya punya mind set bahwa , persahabatan itu abadi. Benarkah? entahlah,  justru saat ini saya merasa ragu dengan kalimat singkat yang ada dalam pikiran saya dan saat ini saya masih mencari kebenaran atas pertanyaan saya itu. 

dulu kekosongan saya selalu terisi dengan tawa, cerita, dan diskusi-diskusi dengan sahabat. mungkin itu juga yang membuat saya merasa cukup terisi tanpa adanya, ehm... apa yang disebut orang "someone special". toh bagi saya peran sahabat sudah spesial dan hidup saya sudah ceria, sudah bermakna dengan kehadiran sahabat-sahabat saya. karena itulah mungkin, saya terlalu mudah menganggap "sahabat" ketika seseorang datang di hidup saya, mengisi kekosongan saya meski dalam waktu singkat. 

tapi saya lupa, saya alpa. saya tidak memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain yang akan terjadi. misalnya, ketika ternyata seorang yang saya anggap sahabat itu tidak lantas menganggap saya sebagai sahabat. melainkan hanya seseorang yang datang untuk membantu menyelesaikan segala permasalahan hidupnya, kemudian saya ditinggalkan begitu saja saat ia mulai menemukan dunia barunya. atau ketika satu per satu warna pelangi dalam hidup saya itu pergi meninggalkan saya.

yah begitulah saya. entah mengapa rasanya saya lebih dimanfaatkan dan bukannya dibutuhkan dalam posisi saya sebagai sahabat? apakah memang persahabatan selalu seperti itu?! bukankan persahabatan pun adalah relationship yang bukan hanya terhubung satu arah, namun juga dua arah. yang bukan saja diperlukan satu pihak atau memerlukan satu pihak, tetapi juga saling diperlukan dan saling memerlukan? bukankah begitu?

saya tidak peduli apakah saya terlalu naif atau bagaimana... bahkan dari awal pun saya tidak peduli saya harus menahan rasa sakit dan kesedihan saya demi mendengar sahabat saya bercerita tentang kekasih barunya.  atau saya tidak peduli apakah waktu istirahat malam saya kurang atau tidak mampu terpejam sama sekali demi menemani sahabat saya bersama luka dan tangisnya.

apakah saya terlalu berlebihan kalau saya hanya meminta sedikiiit saja waktu, oh bukan, saya tidak meminta waktu... saya hanya meminta sms saya dibalas hanya sekadar saya ingin tahu bagaimana keadaan sahabat saya saat ini. tidak masalah apakah ketika nantinya sahabat tidak ingin tahu bagaimana kondisi saya sekarang ini? bahkan saya hanya butuh kabar darinya, itu cukup. bukankah memang dari awal saya berusaha untuk tidak menambah beban pikirannya dengan masalah-masalah saya yang ruwet seperti benang kusut.

mungkin memang saat ini sahabat terlalu larut dengan dunia barunya, terlalu bahagia menemui dunia baru yang membuatnya melupakan hal-hal berharga yang pernah terlewati bersama saya. dan harus saya sadari segera bahwa saya hidup di dunia nyata dan bukannya dunia dongeng. This is the real life Dear! mungkin saya tidak boleh terlalu tinggi bergantung pada harapan-harapan kosong. bahwa tidak selamanya persahabatan itu seindah dalam cerita dongeng atau kisah dalam sinetron. jalan persahabatan saya mungkin saja berbeda, berliku dan berkerikil. namun sunyi.


dan pertanyaan itu akan tetap menjadi pertanyaan tanpa harus saya jawab (sekarang).

2 Apr 2010 Leave a comment

« Postingan Lama Postingan Lebih Baru »

My Friends

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.