Selamat untuk Venus dan Mars

SELAMAT!!!

Cuma itu kata yang mungkin bisa saya sampaikan kepada kamu, wahai Venus...
Kamu yang menurut saya seharusnya menjadi perempuan paling bahagia di dunia. Kenapa? Karena kamu terlampau beruntung bisa dicintai oleh dia, seorang Mars yang keindahannya selalu saya kagumi dan kehadirannya selalu saya nantikan...

Terkadang saya menyimpan berjuta pertanyaan dalam segala keheranan saya tentang kamu. Tentang segala tindakan kamu kepadanya waktu itu: meninggalkannya dan berpaling dengan yang lain. Apa lagi sih yang kamu cari, wahai Venus? Dia punya segala hal yang jarang dimiliki laki-laki lain dalam satu paket. Komplit. Keimanan, keindahan fisik, kecerdasan, keturunan yang terhormat, dan masa depan cemerlang. Apalagi yang kamu cari?!

Saya tentu saja pilu saat harus mendengar cerita-cerita masa lalunya tentang kamu. Hati saya meranggas dan saya meringis kesakitan seakan saya dapat merasakan perihnya dikhianati kamu. Tapi bukan karena pelanggaran janji kamu itu Venus, bukan itu. Saya hanya tidak sanggup melihat dia terus menerus menikmati luka dalam kesendiriannya tanpa kamu, sementara dia terlalu mati rasa untuk sekedar menyadari arti kehadiran saya.

Sekian lama, Venus... Sekian lama saya ukir dengan rapi namanya dalam hati saya. Tentu saja dengan perjuangan melawan kegalauan dan keraguan akan diri saya sendiri. Terkadang saya harus terjatuh, terjungkal, dan mungkin yang paling sering adalah saya harus menangis. Demikianlah Venus, meskipun dia tidak pernah tahu atau bahkan tidak pernah mau tahu. Saya tetap bertahan Venus, saya tetap bertahan.


Ingin saya katakan padanya, Venus, bahwa saya peduli kepadanya. Saya peduli pada senyumnya, pada derai tawanya, pada setiap kata yang terucap dari bibirnya, bahkan pada lukanya, pada airmatanya, dan rasa sakitnya. Entahlah Venus, saya tidak tahu alasan mengapa sosoknya selalu hadir memenuhi ruang kepala saya.  Sosoknya selalu menjadi yang pertama yang selalu saya lihat ketika pandangan saya berpaling, meskipun ribuan kilometer bentangan diantara tempat kami masing-masing berdiri.


Tapi kata-kata yang telah saya rangkai itu seakan pecah begitu saja, sementara lidah saya begitu kelu bila sudah berbicara tentang dia. Terutama tentang dirinya. Tahukah kamu, Venus? Melihat pendar cahaya kebahagiaan dalam matanya, itulah yang saya inginkan. Sementara hari demi hari kamu terus berganti, mencoba mencari pengganti posisinya dalam hati kamu. Dan dia tetap diam dalam kebisuannya. Tetap menantikan kamu kembali.

Dan kini kamu datang dengan lagi, Venus... Kamu datang lagi untuk dia membawa segala kenangan dan harapan yang indah untuknya... Kamu pun sebenarnya menyadari, bahwa tak ada seorang pun yang dapat menggantikan posisinya dalam hati kamu. Butuh waktu yang begitu lama-kah untuk memahami, Venus? Tapi kamu beruntung, bahwa kamu belum terlambat menjemput kebahagiaanmu. Kamu mengulurkan perasaanmu lagi kepadanya. Kamu harus tahu, hal itu sangat menyakitkan saya, mengingat dahulu kamu dengan sengaja pernah meremuk-redamkan hatinya. Hati seorang Mars yang ingin saya gapai...

Tapi tak apalah, demi kebahagiaannya, saya ikhlas Venus... Saya ikhlas melepas dia dari hati saya. Toh menurut prasangka saya, sepertinya memang cuma kamu-lah kebahagiaannya... Kamu tenang saja Venus, mulai saat ini saya akan ambil langkah untuk mundur. Saya tidak akan menjadi pengganggu apalagi menjadi orang ketiga dalam kehidupan kalian. Saya mungkin hanya butuh waktu untuk benar-benar lepas dari belenggu menyakitkan ini, karena harus kamu ketahui tidak mudah bagi saya untuk mematikan rasa ini, sebagaimana terlalu sulit bagi saya untuk menghidupkannya kembali, dengan yang lain.


Sungguh saya akan berbahagia bila memang dia bahagia bersama kamu. Tapi satu hal yang saya mohonkan Venus, bila ini semua adalah mimpinya, dan ia sedang terlelap erat pada dekap alam bawah sadarnya, tolong jangan pernah kamu bangunkan dia ya. Pegangi dia bahkan disaat ia ingin terlepas karena emosinya. Kuatkan dia disaat pundaknya tengah rapuh menopang beban. Usapkan airmatanya disaat perasaannya tengah berkabut dan memar. Tolong jaga dia dan jangan pernah lagi sakiti hatinya... jangan pernah...

SEMOGA KALIAN BAHAGIA...




*dan untukmu wahai Mars...


Bukankah ini kebahagian yang kamu nantikan? Bukankah ini petunjuk Tuhan bahwa ia yang terbaik seperti harapmu? Rengkuhlah Venusmu, segera jadikan ia yang halal bagimu. Jaga dia agar tak pernah lepas dari genggamanmu lagi. Agar tak pernah kulihat torehan luka dan kabut itu di matamu lagi. Agar tak pernah kurasai lebam hati itu dari cara bicaramu lagi.  Dan hanya itulah satu-satunya alasan untuk aku dapat ikhlas melepas kamu...

Mars, bagian tersulit saat mencintaimu adalah ketika melihatmu mencintai orang lain...

dan kamu tidak akan pernah tahu itu.... 

Kemudian saya merasa beruntung untuk tidak pernah berkata itu kepada kamu, karena jika itu terjadi maka saya tak dapat membayangkan kefatalan seperti apa yang kelak terjadi... Biarlah segala airmata ini melebur bersama hembusan nafas panjang. Suatu saat, saya percaya niscaya saya akan menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari kamu...

1 Mei 2010 Leave a comment

« Postingan Lama Postingan Lebih Baru »

My Friends

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.