HIMBIO 2009: Kebersamaan Tiada Akhir

Saat menulis postingan blog ini, saya terinspirasi dari album foto salah seorang CT HIMBIO 2009, Rizky Priambodo, yang beberapa menit sebelum saya buka blog ini mempublish foto-foto kenangan HIMBIO 2009 dengan photo caption yang membuat saya terharu.... Kebersamaan yang takkan pernah berakhir.

Ingatan saya pun lantas melesat tepat pada akhir Desember 2008. Saat itu, ketua HIMBIO terpilih, Wahyu Nirwanto "melamar" saya untuk menjadi Ketua Biro Danus (Dana dan Usaha) HIMBIO untuk satu tahun ke depan. Saya pun hanya bisa terbengong mendengar permintaan dari Wahyu itu, bingung antara pantas dan tidaknya saya memegang amanah tersebut. Padahal, di angkatan kami banyak yang lebih "terlihat" bakat enterpreneurship-nya dibandingkan saya yang lebih banyak diam di kelas. Lantas saya bertanya pada Wahyu, dasar apa yang membuatnya memilih saya untuk menjadi salah satu CT-nya. Dan inilah alasan Wahyu:
1.  Karena saya dianggap paling "mengetahui" tentang Danus HIMBIO, karena telah satu tahun menjadi staff Danus.
2.  Rekomendasi dari Ketua Biro Danus sebelumnya.

That's all. Sepertinya tidak ada alasan yang lebih menguatkan saya untuk menerima amanah itu, ya paling tidak dilihat dari kompetensi saya di bidang enterpreneurship.  Meskipun tawaran tersebut masih bisa untuk saya tolak, tapi entahlah... hati saya waktu itu lebih condong untuk menerima dibandingkan menolaknya. Saya pun mulai menimbang-nimbang untuk menerima tawaran itu, ditambah banyak yang mendukung saya untuk menerimanya. Diantaranya supervisor saya, Inayatur Rohmah dan ketua angkatan saya, Taufiq Soekarno. Saya pun tidak mengerti bagaimana saya bisa terhipnotis dengan nasehat-nasehat mereka, sampai pada akhirnya saya katakan "Iya Wahyu, saya terima amanah ini".

Yak, dan resmi dimulailah perjuangan (berat) itu, untuk satu tahun ke depan....

Kerikil-kerikil mulai terlihat di awal perjuangan. Saya masih ingat bagaimana saya harus mengatasi masalah penyediaan jas laboratorium untuk mahasiswa baru, atau berhadapan dengan orang baru yang "ketus dan kasar" (padahal saya paling tidak tahan diperlakukan dengan kasar). Ya itulah, semuanya saya jadikan pengalaman baru yang memperkaya cerita hidup saya. Atau bagaimana ketika saya harus berangkat ke kampus lebih pagi hanya untuk membeli nasi uduk pesanan teman-teman. Atau bagaimana beratnya saya harus membawa lebih dari 7 pak buku tulis ke kampus untuk memenuhi permintaan pasar, padahal saat itu saya harus berdesakan di dalam kereta. Mantap deh.... Lalu bagaimana saya harus menghilangkan rasa malu dan canggung saya ketika harus berjualan bunga mawar dan minuman dingin ketika hari wisuda digelar. Dan memang itulah perjuangan saya di Danus, kalau tidak mau berkorban begitu, nanti HIMBIO ga dapet supply dana segar dong?!

Ada momen tertentu menjadi saat-saat yang saya rindukan, yaitu pada saat temu CT (CTM). Ada saatnya tertawa, bercanda, suasana tegang dan kemarahan, bahkan tangis. Semuanya campur aduk dari mulai riang gembira sampai mengharu biru.... Wahyu Nirwanto sang Ketua, Adhitya Bayu sang Sekum, Inayatur Rohmah sang Bendum, Estriningtyas Agus Rismawanti sang Deputi Keuangan, Rizky Priambodo sebagai CT HUMAS, Nabila Chairunnisa sebagai CT Kestari, Putri Sandy Pangestu sebagai CT Eksiptekling, Akram Murijal sebagai CT Bios, Nestiyanto Hadi sebagai CT ROHIS, Ade Tri Aryani sebagai CT PSDM, Fika Rahmadewi sebagai CT KesMa, Tri Wahyuni sebagai CT Koordinasi 3 BSO, Eka Desi Lestari sebagai ketua Keputrian, dan saya sendiri- Ikrimah Muzdalifah - melebur kebersamaan dalam satu ruangan yang sering kami sebut : HIMBOI.

  
HIMBOI kita tercinta

Ah, satu tahun berlalu.... dan begitu cepatnya. Meskipun Danus jadinya "berantakan" pada saat saya pegang, meskipun saya tidak TOTAL pada saat itu, tapi saya bersyukur pernah menjadi bagian dalam keluarga besar HIMBIO UI.  Saat ini pun kepengurusan HIMBIO telah berganti.  Dan saya baru merasakan semacam rasa rindu akan kebersamaan itu lagi....


 Bulan-bulan awal masa jabatan dimulai...
















Foto-foto yang di bawah ini adalah saat Team Building HIMBIO








kalo ini pas praktikum Primatologi, eeehhh... ga disangka ternyata satu kelompok isinya CT HIMBIO ya...

Nah, foto-foto yang di bawah ini, adalah saat akhir kepengurusan, HIMBIO UI GOES TO BANDUNG





Pada saat kepengurusan kami telah berakhir pun... kami masih tetap berkumpul...




Dan saya semakin tidak sabar menunggu tanggal 17 April 2010 tiba....
 

20 Mar 2010 7 Comments

Waiting is the Best Choice (?)

-->
Postingan ini berawal dari perbincangan singkat dengan seorang teman,
“Boleh nggak sih menunggu sesuatu yang ga pasti?”    
“Boleh-Boleh aja lah…. Ga ada yang larang”
“Emang, ga mubadzir tuh waktu yang terpakai untuk nunggu?”
“Yeah, ga ada yang sia-sia kalo kita punya keyakinan bahwa apa yang kita tunggu itu akan datang pada saatnya nanti. Bukankah, prasangka Allah itu adalah prasangka hamba-NYA?
“Well, kalo begitu. Waiting is (still) the best choice”


If waiting is the best choice, then why you have to be worry?
Menunggu…. Kenapa kebanyakan orang sangat membenci satu hal itu, tapi tetap saja dilakukannya? Jangankan untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti, terkadang menunggu sesuatu yang pasti pun terasa bosan dan menyebalkan. Let’s say kalo di kampus, saya paling membenci menunggu BiKun (bis kampus) pada siang hari. Beuh, lama-nya itu looohh…. Tapi sekalinya mendapatkan apa yang kita tunggu, kepuasan batin-lah yang kelak terbayarkan.  Ya sekarang mari kita lihat inti dari menunggu dan yang menjadi perhitungan pada saat menunggu adalah : bilangan waktu.  Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
Saya pun mulai berkutat dengan perhitungan waktu… Hari, tanggal, bulan. Ah, ya… hampir mendekati bilangan tahun. Hampir satu tahun saya berlalu hanya untuk menunggu seseorang. Menunggu untuk apa? Banyak. Menunggu untuk dia sadar akan kehadiran saya, menunggu dia tahu perasaan apa yang saya miliki untuknya, menunggu dia mengerti bagaimana perasaan itu bisa hadir dalam hati saya, dan menunggu dia memahami seberapa sakit yang harus saya bayar demi perasaan saya.  Terutama saya menunggu skenario ALLOH untuk akhir dari penantian saya itu.
Saya yakin segalanya akan berakhir dengan kebahagiaan, baik itu untuk saya atau untuk dia. Apakah itu suatu saat nanti memang dia-lah yang ditakdirkan untuk menekur jalan hidup bersama saya, atau-kah takdir lain yang menuntun saya untuk bertemu laki-laki pilihan ALLOH yang tentu saja jauuh lebih baik dari dia, dan dia pun bersama perempuan pilihan ALLOH yang jauh lebih baik dari saya.  Saya yakin, yang terbaik dan terpilihlah yang akan menjadi akhir dari skenario ini.  Menunggu untuk mendapatkan yang terbaik…


*terdengar dari Winamp Laptop saya alunan tembang lawas miliki Sheila on 7 berjudul UNTUK PEREMPUAN*

Jangan mengejarnya, jangan mencarinya
Dia yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatinya, di hari yang tepat

Jangan mengejarku, jangan mencariku
Aku yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatiku, di hari yang tepat

Tidaklah mawar hampiri kumbang
Bukanlah cinta bila kau kejar
Tenanglah tenang… Aku kan datang
Dan memungutmu ke hatiku yang terdalam
Bahkan, ku takkan bertahan tanpamu…

Sibukkan harimu, jangan pikirkanku
Takdir yang kan menuntunku
Pulang ke hatimu, di hari yang tepat

If waiting is the best choice, then why you have to be worry? Its not too long and you don’t have to be hurry.
Yang terbaik-lah yang akan jadi akhir dari skenario semua penantian saya nanti pada saat yang tepat.  Itu niscaya.  Lalu, apalagi yang mesti saya khawatirkan? Maka saya akan mengganti orientasi penantian saya mulai saat ini : Menunggu untuk mendapatkan yang terbaik dan bukan menunggu untuk satu orang yang belum tentu terbaik…



(ya ALLAH, saya mohon jangan rapuhkan lagi setelah ENGKAU beri kekuatan ini….)

17 Mar 2010 2 Comments

Postingan Lebih Baru »

My Friends

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.