Culinary for Remedy

Finally!

My internship report finally finished. Senin malam selasa kemarin rasanya jadi malam terberat karena (hampir) semalaman saya tidak tidur! Mungkin bagi kebanyakan orang itu adalah hal yang biasa, tapi bagi saya yang memiliki riwayat kesehatan cepat sekali 'drop', itu adalah hal yang luar biasa. Salah saya sendiri sih, saya kebiasaan suka nunda-nunda pekerjaan, termasuk nunda-nunda laporan kerja praktek.

Sesaat setelah saya selesai menyerahkan draft laporan saya ke Instansi terkait, sahabat saya mengajak saya jalan-jalan. Oh, it was great idea! Secara saya saat itu sedang lelah dan butuh sekadar refreshing. Jadilah sore itu kami pergi menuju (tempat favorit kami) TERASKOTA...

Berawal dari brosur dan potongan kupon ini...


dan jiwa kami yang memang pecinta kuliner (apalagi yang gratisan kaya gini), tanpa banyak cingcong kami memilih tempat CHEWY JUNIOR sebagai tujuan kuliner.  Dari luar, tenant yang ada di sebelah Starbuck Coffee ini memang terlihat kecil, dan hanya terlihat beberapa kursi di luar. Tapi ternyata setelah masuk, its WAAAW, di dalamnya ada tempat untuk dine-in dan COZY abis. Free WIFI pula!

Chewy Junior, terlihat dari luar
Menu apa saja yang kami pesan? Haha, awalnya kami hanya ingin beli minumannya aja. TAPIIIII, karena lagi promo abis-abisan, lihatlah apa saja yang bisa kami dapatkan hanya dengan modal 2 cup greentea smoothies! Jadi gini, kalo kita pesen 2 cup any cold or hot drinks, kita akan mendapatkan GRATIS (!!!) 3 chewy original puff dan 1 hot drink! For this case, kami pesan hot chocolate...

Green Tea smoothies (Fahda's). Mine is without whip cream

FREE Hot Chocolate

FREE Original Puff
Naaah, karena kita juga pegang kupon, akhirnya dapet GRATIS (LAGI) masing-masing satu assorted puff. Fahda pilih Apple Delight, saya pilih Blueberry Angel.

FREE Blueberry Angel and Apple Delight Assorted Puff
Jadi, bisa dilihat apa yang bisa didapatkan hanya dengan modal 2 cup Greentea Smoothies? Biar saya perjelas....



It was waaaaw.... Bener-bener jadi a culinary remedy buat saya. Greentea smoothiesnya dalam satu cup besar! Bahkan saya butuh 2 jam untuk menghabiskannya.. Hihi. Rasanya unik, tapi kerasa banget teh hijaunya... Tekstur puff-nya kenyal banget- CHEWY namanya jugaaa. Rasanya tidak manis, mungkin karena isi puff itu sendiri sweet creamy ya, jadinya biar gak eneg juga. Tapi selainya blueberry-nya kok lengket sekali yaaa? Hihi, tapi overall... OKE lah. Highly recommended buat yang suka ngerjain tugas kuliah sambil ngopi2 karena tempat ini selain nyaman, juga ada wifi-nya.  Oiya, disini juga tersedia berbagai majalah-majalah jadi bisa killing time juga saat menikmati ME TIME tanpa canggung karena sendirian... Hehe.


Dan (ehm) maaf. Jiwa narsis kami memang selalu ada... :)

Fahda

Me

Bye! Sampai jumpa di ulasan kuliner selanjutnya...

7 Nov 2010 Leave a comment

Kamu. Apakah Masih Kamu yang Dulu?

Halo Rangga...
Begitu aku selalu sebut namamu. Habis  kamu seperti Nicholas Saputra sih!
Bermata tajam, berhidung mancung, rambutmu yang kriwil, dan sikapmu yang teramat dingin. Hanya bedanya Rangga cinta berpuisi, sementara kamu menyelami dunia Matematis...
Apa kabarmu Rangga? Sebentar, coba kuhitung berapa lama kita tidak bertemu.
Ah, lebih dari tiga tahun ya Rangga, tepat sejak kita resmi melepas seragam putih abu-abu kita.
Tepat sejak saat itu pula kita tak pernah lagi berbicang atau hanya sekadar bertegur sapa.

Apa kabarmu Rangga?
Apakah kamu masih bersikap dingin terhadap perempuan?
Atau mungkin justru sekarang kamu telah mendapatkan perhiasan duniamu?
Lucu ya, kalau mengingat masa lalu.
Aku dulu (diam-diam) sering mencuri pandang ke arah kamu ketika di kelas. Habis kamu memang menarik sih!
Aku dulu kemudian jadi salah tingkah saat kamu menangkap basah saat aku sedang mengagumi kamu.
Aku dulu sering mencari-cari kamu setiap Senin pagi saat upacara.
Aku dulu kerap kali cemburu melihat kamu berbincang dengan perempuan.
Aku yang selalu panas dingin saat kamu mengajak diskusi tentang Agama.
Aku dulu setiap hari sering menulis nama kamu dalam buku diary-ku.
Aku yang dulu sering menulis puisi tentang kamu (dan bahkan puisinya masih saja kusimpan!)
Aku yang dulu... Pernah menaruh rasa kepada kamu.
Dan aku yang dulu, pernah menginginkan kamu jadi 'THE RIGHT ONE' yang selama ini aku cari....

Apa kabarmu Rangga?
Masihkah kamu seperti yang dulu....?
Seperti seorang Rangga yang pernah aku kagumi keindahannya...
Kamu tau gak kenapa?
Kamu itu: BEDA, Rangga.
Kamu sangat CERDAS, bahkan mungkin selevel dibawah JENIUS.
Kamu religius, tidak pernah meninggalkan yang 5 waktu.
Kamu selalu dingin kepada perempuan. Diammu berpikir.
Kata-kata yang terucap hanya sekadar hal menurutmu penting.
Kamu BEDA, tapi kamu punya PESONA.

Apa kabar, Rangga?
Masihkah kamu seperti yang dulu?

Yang jelas, aku yang sekarang bukan aku yang dulu....
Aku tidak lagi menulis nama dan tentangku dalam diary dan puisi-puisiku.
Aku yang tidak lagi memandangi kamu dari kursi berjarak 3 meter dari kamu.
Aku tidak lagi menyimpan rasa tentang kamu.
Aku bahkan hampir lupa bahwa dulu aku pernah sangat mengagumi kamu...



23 Okt 2010 Leave a comment

Aku Biarkan Waktu

Time does not heal
But healing takes time

Kini aku hanya bisa terbungkam untuk bicara tentang kamu, Mars.  Atas pertanyaan orang-orang yang mengira aku masih menginginkan kamu. Mereka hanya tahu aku masih memendam perasaan kepada kamu.

Tahukah kamu Mars, mengapa aku takkan bicara tentang kamu kepada mereka? Kamu tahu mengapa aku lebih memilih untuk tersenyum dan mencoba mengalihkan arah pembicaraan bila percakapan itu sudah menuju kamu?

Aku hanya takut, Mars... Aku hanya takut apabila perasaan itu kembali mendominasi dan meraja tak terkendali ketika aku katakan kepada mereka bahwa aku masih mencintaimu.  Aku hanya takut proses penyembuhan luka ini menjadi tidak ada artinya sebab dengan begitu aku mencoba mengembalikan bayangan kamu dalam pikiranku.  Kamu pasti tahu kan, Mars, luka itu menyakitkan dan proses untuk menyembuhkannya pun butuh usaha ekstra...

Dan bila aku katakan kepada mereka bahwa aku tidak lagi menginginkanmu, lantas itu artinya aku berdusta, Mars. Sebab, jujur aku masih mengagumi kamu, bahkan mungkin aku masih memiliki sedikit harapan kepada kamu. Tapi itu cuma secuil Mars, hanya secuil harapan yang aku tahu pasti tidak akan pernah terjadi...


Gambar dari sini
Aku baru memahami Mars, bahwa aku tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersama kamu. Kamu-Mars-iya, kamu... Kamu yang dulu pernah aku inginkan menjadi seseorang yang terbaik untuk hidupku. Kamu yang dulu seringkali aku impikan dalam malam-malam yang dingin dan gelap. Kamu yang dulu namamu sering kusebut dalam setiap aku meminta, merintih, mengadu, mengharap padaNYA...


Karena memang sejak awal aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk menjadikanmu kesempurnaan dalam hidupku...


Sejak awal saat aku bangun harapan-harapan itu, aku abaikan segala cemas yang selalu memperingati bahwa suatu saat bangunan rapuh itu akan runtuh. Aku yang kemarin cuma ingin berada diatas sana Mars, menikmati hangatnya matahari sore sesaat dengan secangkir teh panas, hanya untuk menunggu kamu datang. Aku pernah yakin suatu saat kamu datang. Bahkan aku pernah memercayai tanda-tanda alam tentang kamu Mars. Lihatlah bagaimana sombongnya aku meyakini sesuatu yang bukan menjadi otoritasku.


Kenyataannya Mars, sungguh... Tiga musim yang terlewati telah membuat bangunan itu menjadi terlalu tinggi. Dan perlahan demi perlahan aku hancurkan saat aku yakin berprasangka, bahwa kamu masih terlalu mendamba Venusmu... Aku memang terlalu rapuh, Mars... Untuk segala hal kecil yang dapat membuatku jatuh, itu adalah segala hal tentang kamu. 


Dan sekarang Mars, aku tau kenyataannya: Venusmu masih mencintaimu, Mars... Dia mengharapkanmu. Dia mengharapkanmu. Dia masih mengharapkanmu, meski aku tidak tahu apakah sama tingginya seperti aku mengharapkanmu... Kenyataan itu menghancur-leburkan bangunanku, Mars. Kini ia telah luluh lantak... Bagaimana mungkin aku menginginkan seseorang yang dicintai oleh teman baiknya sendiri?!




Sekarang aku cuma mau menyembuhkan perasaanku, Mars. Bukankah hidup harus terus berjalan?! Butuh waktu banyak pasti. Butuh usaha dan tenaga yang ekstra pula. Aku akan selalu coba untuk membuang satu demi satu keping harapan tentangmu yang masih aku simpan... Aku biarkan waktu, aku akan biarkan waktu menyembuhkanku, karena aku yang akan membutuhkannya untuk mengobati rasa sakit itu....


By the way, kalian pasangan yang serasi kok, kenapa tidak segera mencoba untuk saling merajut lagi?! :)


(LAGI-LAGI) SEMOGA-KALIAN-BAHAGIA


#16 Oktober 2010
 

18 Okt 2010 1 Comment

Crazy Conversation

Saat saya dan Fika Rahmadewi beranjak keluar dari Laboratorium Ekologi menuju pintu utama Departemen Biologi, kami bertemu Rizky Priambodo di koridor mading Lantai Dasar...

Saya : Eeeh...Kymbod, Penampilan baru nih yee...
Kymbod:  Iya nih *biasa dengan gayanya Kymbod yang sok cool itu*
Fika : Eh, Kymbod apa kabar?
Kymbod : Baik... Eh, dua minggu lagi kita arisan perdana
Saya : Dimana?
Kymbod: Di rumah Wahyu lah... Daerah Priuk

Tiba-tiba datanglah Ade Tri Aryani dari arah Perpustakaan dan langsung nimbrung pembicaraan kami.

Ade : Naik apaan Mbod?
Kymbod: Kemungkinan kita naik motor

Oh, tidak...saya langsung kepikiran bagaimana rasanya mengemudikan motor dari Serpong- Depok - Priuk - Serpong lagi. TIDAK.

Saya : Ih, nggak ah Mbod. Ogah gue naik motor. Mending naik kereta aja yuuuk seperti biasa.
Ade : Gimana kalo kita nyewa bikun aja?
Kymbod : Oh nggak, gue udah pesen bis Beethoven kapasitas 50-an orang
Iik : Oooh, jadi satu orang dapet tiga seat bangku ya...
Kymbod : Yoi, tiap bangku ada sandaran buat kaki juga...
Ade : Tenang aja, di Iik masih ada uang kas HIMBIO 25 juta. Iya kan Ik?
Saya : Iya deh kayaknya, lebih malah...
Fika : Sponsor gimana Mbod
Kymbod : Oh, tenang aja udah ada 10 sponsor buat acara kita besok. Ada Pertamina, ada...
Iik: Exxon Mobil juga Mbod
Fika : Itu juga di Balirung lagi ada Job Fair, ntar kita langsung masukin proposal aja kesana

Apakah karena hari telah beranjak sore dan langit mulai gelap sehingga berkorelasi dengan korsleting otak, atau apakah karena memang sejak dulu kami telah mengalami pergeseran logika... Ckckck...

Iik : Woy, STOP ah gila-nya
Fika : Tau nih Kymbod
*Ade malah udah ngacir lagi ke Perpustakaan saking nahan ketawa-nya*
Kymbod : Jadi tunggu aja ya dua minggu kemudian...

Ternyata percakapan gila yang seperti itu-lah yang selalu saya kangenin saat ini, di tahun-tahun terakhir kami menikmati masa label kami sebagai 'mahasiswa'. Huhuhu, jadi kangen kuliah bareng lagi, praktikum lapangan lagi, Halimun Bodogol Pulau Pramuka lagi, snorkling rame-rame lagi..

BLOSSOM, I MISS OUR TOGETHERNESS!





8 Okt 2010 Leave a comment

Sat-Night at Mang Kabayan






Tonight I feel soooo fully satisfied at all, and I think so does my friends. Why? Because we just spent our extremly-great-saturday night. This afternoon, Fahda just invited us to hang out  and have a dinner together. Due to her graduation and her birthday, she wanted to stand treat us somewhere cozy. Actually, we previously planned to have a dinner at Pizza Hut, but in our journey we changed our destination because of WE ARE TRULLY  INDONESIAN!!! *What? How come??? What is the connection?* Oke, let me explain. Why I said we are trully INDONESIAN? Because we will not satisfied if we don't eat RICE! Yeaaah, at Pizza Hut we cannot find rice and also SAMBAL! So we - Fahda Fahdilla, Fitriani Sugandi, Bayong, Iif Nurul Fazri, and me- changed our destination to Mang Kabayan Resto. What a pity, Bening Septian Dwi Padmanta at that time was in Meruya so he could not join us.



Mang Kabayan Restaurant is a Sundanesse restaurant, located in Serpong highway exactly located between Serpong Plaza and Gading Serpong.  Our first impression was : Oh so Traditional... So when we entered the building, we asked for a saung, but there is no saung. Well, then we choosed Lesehan table, where could give us a warm atmosphere. The interior mostly made from bamboo, the backsound was also like a Sundanesse music that we usually heard in Wedding Party.  Just like we feel in Bumi Parahyangan.

We also served by a very friendly waitress. Even though we were so fussy, but he patiently and cheerfully answered our questions and comments about the menu. Me, Fahda, and Fitri ordered Gurame Kukus Sambal Hijau, Tumis Pucuk Labu Balacan, and Teh Poci Gula Batu, while Iif and Bayong ordered Nasi Timbel Komplit and Es Cendol. We just did not wait so long, because about 5 minutes, our ordered menus has come to our table. Yippiii.... Straightly I FELL IN LOVE with that Resto.

Unfortunately, I didn't captured the dish of foods and drinks :(

Be careful with the food that offered by this Resto, especially for the spicy food. Because its TRULLY SPICY! You will feel a pungency, like we did. The Tumis Pucuk Labu was SOOOO HOT! So does the Steamed Gurami.  Simply, I recommend Mang Kabayan Restaurant as your destination for dinner or lunch. (Kalo kata Pak Bondan mah: TOP MARKOTOP).

Me - Fitri - Fahda - Iif - Bayong


Fahda with 'that'  SCRAPBOOK. Thank You ALLOH, She Loves it...

2 Okt 2010 2 Comments

My First SCRAPBOOK Project

This time I just want to say: Yeeeaaaaahhhh FINALLY! Take a deep breath and give Thanks to ALLOH, because my first project to create a scrapbook for my bff bday gift is well finally finished. I have tell you in my post before. Well, I know I'm still an amateur in scrapbooking world, but I think my work result is not bad :) Yap, I've done it with all of my creativity, just cut it and paste out there. The process took about 2 weeks, haha :D actually I did it little by little every night as I spent my daylight more for my internship.  Here these photographs of my scrapbook result (I put it in an accordion album). Hope my bestfriend will love it!

This is the Album Cover














1 Okt 2010 Leave a comment

My BFF's GRADUATION

I know, it is a super late posting... I just want to share photos when me and my friends (Bening Septian Dwi Padmanta, Fitriani Sugandi, and Riyan Putra Mahardika) attended my bestfriend's - Fahda Fahdilla- Graduation in University of Padjadjaran, Bandung. She graduated from Faculty of Art, in her major English. Well, the ceremony was held on 26th August, yeah it was still Ramdhan. We departed from BSD before sahur. So you can imagine how sleepy we were, especially for the driver. Hihihi.

Okay let me tell you something. Fahda's parent couldn't attend to their daugter's day because of her mommy was sick. She suffered Dengue fever. Actually, one day before her graduation day, Fahda was still opnamed in the Hospital because of same disease with her mommy. She asked to go home by compulsion, beside her platelet count remains low, very low... only 80 thousand from the normal trombocyte 200 thousand. Just because she wanted to attend her great day.

Arrived at Bandung, we immediately drove to the Shafira Boutique, to make her up and beautify her style with a professional stylist. After that, we went to Graha Sanusi Hardjadinata, Dipati Ukur street where the graduation ceremony took place.  So, I and Fitri entered the auditorium as her family, while Bening and Bayong (our close call for Riyan) wait for us by hunting objects for photograph and played playstation near the auditorium. Fyi, photography is Bening's proffession at college and his hobby.  These are the pictures of Fahda's grad time. All pictures photographed by Bening.







CONGRATULATION, DEAR!



Left to Right: Bayong - Me - Fahda - Fitri
 Me and Fahda

 Bayong, our driver

Bening, our photographer
 This is me. Wish I can wear this Toga next year. Amin

After the graduation ceremony, we found time to have a trip and leasure to Lembang. But our destination (read: De Ranch) was closed! So we decided to go home because we felt sooooo tired and SLEEPY! Before went home we bought any gift for our families. Bening had provoked us to buy DURIAN BOLLEN KARTIKA SARI. A sweet banana, cheese, and creamy durian covered with puff pastry. Yuummmsss... the aroma tantalized our sniffs while we were fasting.


Durian bollen  Kartika Sari

In our journey back to home, the rain fell then suddenly stopped and the sun was shining again. So we can see a beautiful rainbow....
 Rainbow after the rain

Eventhough we were sooo TIRED, but we were so Happy and CONGRATULATION for you, Dear my bestfriend! We hope you will success with knowledge that you have learned.

25 Sep 2010 1 Comment

What BLOSSOM* says (all) about ME

Iik itu....

  • Selalu bikin Brownies dengan rasa baru.  Selalu jadi sahabat yang mau mendengarkan dan menasihati ya ^_^
  • Jadilah seperti itu, TETAP OPTIMIS.
  • Iik jangan terlalu memendam sesuatu dalam hati (Ooooowww....)
  • Tetap POSITIVE THINKING! dan jangan cepat terbawa emosi, tetap jadi wise.
  • Iik lebih jaga kesehatan ya...
  • Semangat untuk segala hal
  • Semangat buat bikin kreasi masakan :P
  • Semangat ya, Ik! Jangan larut dalam masalah. Keep Smile!
  • Berpikirlah positif tentang orang lain dan koreksilah diri sendiri sebelum mengoreksi orang lain.  karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing (Oh, GOD.... Daleeem. But Thanks anyway...)
  • Iik lebih sabar dan tawakkal pada ALLAH, Ik! Yakinlah pada ALLAH...
  • Mellow dalam urusan asmara =) SEMANGAT Ikz! Bikin brownies aja!
  • Jangan terlalu maksain diet ya Ik. Semangat ya!!! (Hohoho...)
  • Gw yakin waktu bisa nyembuhin semuanya. Sabar ya Ik...
  • Jangan diatur atau keatur perasaan banget ya Ik! Lw yang harus ngatur dia!(SIAAAAPP....)
  • Life goes on, Ik! Pasti nanti dapet yang lebih Oke kok! Good luck ya Iik!! ^_^ Sabarr....
  • Semangat Ik buat kursusnya...
  • BROIK...^^ Baik, Pinter, Asyik... Semangat Ik! Aku sayang kamu... (Prikitiw....)
  • Biarkan saja kekasihmu pergi... Teruskan saja mimpi yang kau tunda... Semangat ya Iik...
  • Iik tetap semangat dan dan ceria aja deh yaa...?! ^_^
  • Hati-hati naik motornya Ik! Jangan lupa main ke landas...
  • Lebih "rame" lagi donk!! Hehe... =)
  • Iik pasti dapat yang lebih baik... Mati satu tumbuh seribu... SEMANGAT!!!
  • Keep Spirit...
  • Semoga Browniesnya bisa dibagi-bagiin ke anak Blossom satu persatu. Haha... (Aih, becanda aja dia mah...)
  • Mirip banget sama waktu kecil, kalo lagi pura-pura jutek rada serem. Hehehe... Baik, browniesnya enak banget! Ajarin ya?
  • Jangan pernah sungkan buat cerita. MOVE ON!!!
  • Lebih welcome lagi ya...
  • Ternyata ga sekalem yang gw kira...
  • Ayo semangad Ik...
  • Iik sangat baik... Sering sering bawa brownies ya! Biar rejekinya terus ngalir... Amin! ^_^
  • Foto masa kecilnya sama kaya masa sekarang Ik... Pertahankan yaaa (Wowowow... berarti gw baby face dong yaa???)
  • Baik banget. Dipertahankan yaa!
  • Makasii ya Ikz atas segala kebaikannya. Inget temen-temen nya semua yaa... ^^
  • Tetap jadi Iik yang baik yah...
  • Iik baik... Tetap pertahankan Rock and gaul nya Ik...!! (Yeah, Peace, Love, and G4O3L...)
  • Iik lebih care lagi yaah :)
  • Lebih explore lagi bakat nulisnya, Ik!
  • Baiik bangett!!!
  • Masalah itu jangan suka dipendam ya Ik...
  • Lebih sehat ya Ik... Sharing kalo ada masalah...
* Taken from  OPINION PAPERS, when BLOSSOM GOES TO CIBATOK, BOGOR 4,5,6 June 2010...




THANK YOU BLOSSOM...
Whatever you say, whatever you think.
Whoever you are....
THIS IS ME
And I will try to be better day by day...
You are all COLOURING my life...

Thank You for this WONDERFUL FRIENDSHIP for over 3 years... 

*BLOSSOM stands for Biological Science Zero Seven (07) Community.

16 Agu 2010 Leave a comment

Aku Mencintaimu Dalam Diam

Dear Hunny,
Hari ini cerah meskipun matahari tersembunyi di balik gumpalan-gumpalan awan yang memenuhi hampir seluruh langit. Angin mengantarkan rasa hangat dan menyentuh kulit dengan lembut. Ah, terlalu naïf jika aku berharap angin hangat yang sama bertiup juga di tempatmu berpijak sekarng. Terlalu jauh perjalanan yang harus ditempuhnya. Dan, di bumi yang semakin gersang, angin makin sulit berbisik. Dahulu ia bisa menyampaikan salam sepasang kekasih yang terpisah jarak lewat bisikannya dengan dedaunan. Namun kini ia hanya bisa berdansa dengan debu dan udara panas.
Biarlah Hunny, biarlah angin yang menyapaku saat ini tak mampu pergi ke tempatmu. Biarlah ia menolak membawakan pesan. Cukuplah bagiku alam dengan menyediakan segala yang kita butuhkan untuk tetap hidup dan berharap. Matahari pun masih melaksanakan tugasnya hingga cahayanya membantu dedaunan tetap hidup, menumbuhkan pohon-pohon yang tersisa di tanah subur. Darinya pula kita dapatkan kertas untuk mencurahkan kata-kata yang kutulis saat ini (kuharap mereka menanam pohon lain untuk menggantikannya).

Hunny,
Apakah kamu bahagia hari ini? Dengan kecukupan udara untuk membuatmu bernapas, dengan kesempurnaan fisik yang kamu miliki, dengan kehadiran orang-orang yang menyayangimu tanpa pamrih, dengan lindungan Tuhan yang menjaga langkahmu setiap waktu. Apakah kamu bahagia? Aku tahu kamu bahagia karena kebahagiaan sebenarnya begitu sederhana. Tetapi, apakah kamu bahagia dalam kesendirianmu?
Setiap aku memandang senyum di fotomu, aku melihat kebebasan terpancar di binar matamu. Bebas, tak terikat, kamu menjelajah sesuka hati. Satu persatu teman dan sahabat menambatkan perahu mereka dan berhenti bertualang, sementara kamu masih bermain dengan tanah, ombak, dan matahari. Tak terpikirkah olehmu, seseorang tengah merindumu, menunggumu untuk berlabuh? Tak adakah sedikitpun keinginan untuk mengarungi semua petualangan itu dengan seseorang di sampingmu?

Hunny, sedang dimanakah kamu saat ini?
Apakah kamu tenggelam di balik kaca gedung tinggi di belantara ibukota? Apakah besi dan baja yang terangkai dalam mesin-mesin canggih tengah menjadi pusat perhatianmu? Ataukah pasir pantai yang lembut tengah menggoda ujung-ujung kakimu yang telanjang? Ataukah rimbun dedaunan dan binatang hutan sedang menyanyikan lagu-lagu peri di sekitarmu?
Seringkali aku memejamkan mata, berusaha menjangkaumu dalam pikiranku. Sungguh, aku ingin percaya bahwa pikiran adalah sebuah gelombang magis yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Dan, berharap kamu memiliki frekuensi yang sama hingga gelombang pikiran kita bertemu di semesta. Tak peduli belahan bumi manapun kamu berada, aku bisa memanggilmu.
Terkadang, aku begitu ingin menghubungimu. Menekan angka demi angka di keypad, lalu menekan tombol “Call”. Atau menekan huruf demi huruf di keyboard dan meng-klik button “Send”. Tapi, rasa malu seorang perempuan selalu menghalangiku sedemikian rupa sehingga semua berujung di perintah “Delete”. Nomorku tak pernah muncul di layar handphone-mu. Peanku tak pernah ada di inbox e-mail mu. Dan bahkan, mungkin namaku pun tak pernah ada di hatimu…

Ah, Hunny…
Sesekali aku menyesali kenapa itik buruk rupa sepertiku menginginkan elang yang terbang anggun di angkasa sepertimu untuk berada di sisiku? Meski kamu tidak pernah merendahkanku, tetap saja segala keterbatasanku menghalangiku untuk menggapaimu. Sementara itu, kamu bisa memeroleh pasangan yang hampir sempurna untuk melengkapi setengah bagian dien-mu.
Kisahku memang hanya mengulang jutaan kisah cinta yang terjadi di dunia yang telah begitu renta ini. Aku menyadari perasaanku justru setelah kita berpisah. Dongeng klasik. Namun, tetap saja membingungkan setiap tokoh cerita yang mengalaminya. Oh, alangkah sederhanyanya hidup, hanya mengulang sejarah dari masa ke masa, tetapi alangkah rumitnya manusia, hanya untuk mengekspresikan kasih sayang saja harus melalui banyak tahap dalam pemikiran. Terkadang, mereka menyiksa diri dengan diam dan menyerah, bertanya-tanya dimanakah keberanian akan ditemukan?
Sering juga aku menyangsikan bahwa gelombang perasaan yang menderaku ini adalah cinta. Benarkah aku mencintaimu? Lalu dimana rasa ini bersembunyi pada waktu pertama kita bertemu? Tak ada rinduingin bertemu, tak ada debaran keras jantung saat melihatmu tersenyum, tak kutemukan namamu dimana-mana. Bahkan, kamu tak hadir dalam mimpi-mimpiku saat itu. Bertahun-tahun setelah kita berpisah, aku terbangun di suatu pagi dan diselimuti perasaan aneh, bahwa aku ingin memilikimu. Dengan alasan yan tidak kumengerti.
Semua kenangan bersamamu akhirnya menjadi amat berharga. Maka aku kembali mencari jejakmu yang hampir hilang dilapis debu waktu. Setitik kecil tulisan, sepetak gambar foto, sepotong demi sepotong ingatan tentang kata-kata yang pernah kamu ucapkan, senyum yang pernah kamu berikan, bahkan ejekan dan godaanmu kukumpulkan kembali. Semakin jelas kenangan itu terbentuk, semakin aku sadar bahwa di balik segala kehebatanmu, kamu begitu apa adanya. Tak ada kata-kata berlebihan, tak ada ekspresi palsu. Perhatianmu kepadaku pun bukanlah sikap yang dibuat-buat. Mungkin, semua itu tersimpan dan mengendap dalam pikiranku begitu lama hingga aku tidak menyadarinya. Dan ketika memori itu tiba-tiba menyeruak ke permukaan, aku seolah-olah terbangun dan tersentak: aku membutuhkan seseorang seperti kamu dalam hidupku.

Hunny,
Aku bahagia dengan semua yang kumiliki hingga saat ini. Aku bahagia menjalani pilihan demi pilihan yang kubuat selama rentang waktu yang terbentang sepanjang umurku. Aku tak meminta waktu diputar ulang agar bisa bersamamu lebih lama. Jikapun aku bisa aku kembali ke masa lalu, tetap aku tidak akan mampu menyatakan perasaanku.
Aku lebih suka waktu mengalir apa adanya. Terkadang ia seperti berlari begitu cepat hingga tak terasa usia semakin merangkak tua. Namun saat memikirkanmu waktu seolah-olah lambat dan enggan beranjak hingga sepi terasa mendera lebih lama. Tapi, di satu titik waktu, takdir akan berbicara tentang kita, memberi tahu keputusan yang telahdibuat-NYA jauh sebelum kita dilahirkan. Apakah aku terbuat dari tulang rusukmu? Jika tidak, apakah perjumpaan kita akan membawa berkah yang lebih bermakna?



Hunny,
Kesabaran adalah jawaban terbaik yang bisa dimiliki setiap makhluk bernama manusia. Di suatu tempat dalam hati, aku masih meyakini dunia masih cukup sempit untuk mempertemukan kita kembali. Entah apa yang akan terjadi saat itu. Aku mungkin serasa bermimpi dan tak ingin bangun. Aku mungkin tak sanggup menatap matamu dan menahan segala rasa yang tersimpan begitu lama. Dan, kamu mungkin akan memandangku dengan senyum jenaka seperti dahulu, seolah-olah jarak dan waktu tak pernah memisahkan pertemanan yang pernah ada.

Jika Tuhan mengizinkan, apapun bisa terjadi bukan?

Hunny,
Surat ini mungkin takkan pernah sampai kepadamu. Kurasa nasibnya hanya akan berakhir di tempat sampah. Atau hanya tersembunyi di sebuah folder yang tak pernah aku buka lagi. Atau, haruskah kulempar ia dalam sebuah botol dari tepi Parangtritis? Berharap laut akan mengantarkannya padamu...

Entahlah... entahlah....

Sampai ataupun tidak, aku hanya ingin kamu tahu. Dalam diamku, aku berdoa kuasa-NYA akan membuatmu datang mengetuk pintuku dan mengatakan kamu pun membutuhkanku dalam hidupmu....






Dari Mida Sutrani
dalam Buku Kepada Cinta

28 Jun 2010 Leave a comment

Kepada Kamu dengan Penuh Kebencian

-->
Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta.  Aku takut merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak.  Aku benci deg-degan menunggu kamu online.  Dan, di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu di seberang sana, bisa tertawa.  Karena, kata orang, cara membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.  Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata.  Aku benci ketika jauh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakana, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu.  Aku benci berada dalam posisi seperti itu.  Tapi, aku tidak bisa menawar ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.  Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan ke bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi- salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sluruh tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah.  Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman tnpa harus tidur.  Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku saat kamu mencoba melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.  Oh, aku benci kenapa ketika kepala kit bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh.  Aku benci harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika bersuara dan mengingatkan, “hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common”, harus dimentahkan hati yang berkata, “jangan hiraukan logikamu”.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada dalam diri kamu.  Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa, karena aku benci harus mengetahui bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.  Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.  Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, akung, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan… 

aku takut sendirian.

Raditya Dika dalam Buku Kepada Cinta


Leave a comment

Ibu

-->
Ibu,
aku tak tahu sampai kapan aku masih bisa terlelap di pangkuanmu...
Aku pun tak tahu sampai kapan aku masih bisa menyandarkan lelahku pada bahumu...
Dan aku tak tahu sampai kapan aku masih bisa menumpahkan airmata di pelukanmu...
Aku pun tak tahu sampai kapan aku miliki seorang bijak atas segala problema hidupku.
Sungguh, yang aku takutkan saat ini adalah kehilanganmu...

Kulihat lingkaran hitam di sekitar matamu semakin membesar, namun tak mengurangi binar cinta yang kau sampaikan...
Tanganmu mulai rapuh, namun tak mengurangi kesetiaanmu untuk membaktikan dirimu,
kesehatanmu mulai menurun, namun tak mengurangi semangatmu untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Sekali lagi, sungguh aku tak ingin kehilanganmu.



Ibu,
bila aku boleh memohon...aku akan meminta kepadaNYA agar aku yang terlebih dulu Ia panggil ke sisiNYA.
Daripada aku harus kehilanganmu dan semua cinta kasihmu.
Saat kutatap wajahmu, aku tahu ada harapan yang kau semai akanku...
Seolah-olah kau berkata, "buatlah ibu bangga, nak"
Ibu, aku sungguh mencintaimu.sungguh mencintaimu.
Saat ini, beserta derai air mata, seuntai doa yang kupanjatkan...semoga ibu selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan keberkahan dalam hidup...


I'll prove, I can make you proud...

23 Jun 2010 Leave a comment

« Postingan Lama Postingan Lebih Baru »

My Friends

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.